TUGAS INDIVIDU
DINAMIKA POPULASI IKAN
LEMURU
(Perbandingan Kelimpahan
Ikan Lemuru Diselat Bali Dan Daerah Lainnya Di Indonesia)
Oleh :
NASRIANI
P3300212407
Ø IKAN LEMURU (Sardinella sp)
Lemuru merupakan ikan- ikan
yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan sardinella. Lemuru biasanya
hidup bergerombol. Badannya langsing dengan warna biru kehijau-hijauan pada
bagian punggung dan keperak-perakan pada bagian bawahnya. Makanan utamanya
adalah plankton. Untuk itu, ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill
rakers) untuk menapis atau menyaring plankton makanannya. Klasifikasi dari ikan
lemuru itu sendiri menurut Saanin (1986) adalah sebagai berikut:
Phylum
: Chordata
Sub
Phylum : Vertebrata
Class
: Pisces
Sub
Class : Teleostei
Ordo
: Clupeiformes
Family
: Clupeidae
Genus
: Sardinella
Species
: Sardinella spp
Ø DESKRIPSI
DAN HABITAT IKAN
LEMURU
Informasi yang didapatkan
dari Fishbase (2010) ikan lemuru yang berada di Indonesia terdiri dari 6
spesies yaitu Sardinella lemuru, Sardinella atricauda, Sardinella longiceps,
Sardinella sirm, Sardinella clupeoides, Sardinella leiogaster. Dimana ke enam ikan
tersebut memiliki ciri-ciri sebaga berikut:
a) Sardinella
lemuru
Ikan ini memiliki tubuh elongated dengan
warna kuning keemasan pada linea lateralisnya. Memiliki 13 – 21 jari-raji lunak
sirip punggung dan 12 – 23 jari-jari lunak sirip anal. Yang membedakan dengan
satu famili di ikan clupeidae ini adalah memiliki 8 jari-jari sirip perut.
Penyebarannya berada di Samudera Hindia sebelah timur, Thailand, pantai Selatan
Jawa timur dan Bali, Laut Jawa hingga Selatan Jepang.
b) Sardinella
atricauda
Sardinella atricauda merupakan jenis ikan
lemuru yang memiliki jari-jari sirip punggung lunak antara 13 – 21 dan 12 – 23
jari-jari lunak sirip anal. Ikan ini tidak memiliki bintik hitam di sirip
punggungnya dan memiliki warna hitam di pangkal ekornya. Persebaran ikan ini
berada di Samudera Pasifik sebelah barat dan Laut Jawa.
c) Sardinella
longiceps
Seperti jenis ikan lemuru kebanyakan ikan ini
berbentuk elongeted dengan jari-jari lunak sirip punggung sebanyak 13 – 21 dan
jari-jari sirip anal sebanyak 12 – 23. Ikan ini merupakan jenis lemuru yang
dapat mencapai panjang maksimal 23 cm. Memiliki bintik hitam di belakang
pembatas tutup insang dan warna kuning keemasan pada linea lateralisnya,
kepalanya sangat panjang, kurang lebih 1/3 dari panjang tubuhnya, berwarna biru
kehijauan pada bagian dorsal dan mengkilap pada bagian ventral. Penyebaran ikan
ini berada di Samudera Hindia sebelah barat dan utara menempati teluk-teluk
yang berada di sana seperti Teluk Aden dan Oman hingga Indonesia.
d) Sardinella
sirm
Sardinella sirm atau Amblygaster sirm
merupakan ikan pelagis kecil yang dapat ditemukan berenang dalam kelompok di
perairan dekat pantai dan laguna. ikan ini memiliki warna biru kehijauan pada
dorsalnya dan mengkilap pada bagian ventral. Bagian samping tubuh mempunyai
titik berwarna biru hitam sebanyak 10 sampai 20 buah. Umum ditemukan pada
kedalaman 10 – 75 m dengan salinitas 31,6-32,3 ppt dan memiliki Lm 15,3 cm.
Secara morfologi memiliki jari-jari lunak sirip punggung sebanyak 13 – 21 dan
jari-jari lunak sirip anal sebanyak 12-23. Dari genus Sardinella ikan ini
memiliki jari-jari sirip pelvic sedikit dan sedikir gill raker. Ikan ini sering
ditemukan di Taiwan, Okinawa, dan Laut Arafura.
e) Sardinella
clupeoides
Sardinella clupeoides memiliki perut agak
bulat dengan sisik yang tidak terlalu tampak. Bagian dorsal berwarna biru
kehijauan dan mengkilap bagian ventral. sebaran ikan ini mirip dengan
Sardinella sirm. Ikan ini hidup didaerah dekat pantai dan daerah lautan dengan
kedalaman 0-50 m. memiliki 13-21 jari-jari lunak sirip dorsal dan 12-23
jari-jari lunak sirip anal. Ikan ini dapat di jumpai mulai dari pantai Selatan
India, dan Indonesia sebelah timur hingga Fiji.
f) Sardinella
leiogaster
Atau disebut juga dengan Amblygaster
leiogaster memiliki bentuk tubuh agak ramping dengan perut agak bulat. Dapat
ditemukan dalam kelompok di dekat perairan pantai. Memiliki 13-21 jari-jari
lunak sirip dorsal dan 12-23 jari-jari lunak sirip jari-jari sirip anal. Umum
ditemukan di sebelah barat perairan Indo-pasifik, pantai timur Afrika hingga
Okinawa-Jepang dan Selatan hingga barat Australia.
Ø Keberadaan ikan Lemuru di
Selat Bali
Selat Bali, wilayah perairan yang
memisahkan Pulau Jawa dan Bali, memiliki keunikan tersendiri. Wilayah perairan
dengan luas area sekitar 2,500 km2 ini menyimpan sumberdaya ikan pelagis kecil
yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu ikan lemuru (Bali Sardinella).
Produksi lemuru mencapai 80% dari total produksi ikan di Selat Bali.
Peningkatan produksi terlihat sejak diperkenalkannya alat tangkap pukat cincin
(purse seine) kepada nelayan pada tahun 1974. Namun sejak pertengahan tahun
2010 kegiatan penangkapan ikan mengalami puncak kelesuan, lemuru
tiba-tiba“menghilang” dari Selat Bali. Menghilangnya lemuru di Selat Bali
diduga disebabkan perubahan kondisi oseanografi perairan akibat pengaruh
perubahan iklim. Lemuru diperkirakaan bergerombol pada lapisan perairan yang
lebih dalam yang tidak terjangkau oleh alat tangkap.
Keberadaan lemuru di Selat Bali erat
kaitanya dengan kondisi oseanografi perairan. Suhu dan ketersediaan makanan
merupakan faktor lingkungan yang membatasi distribusi ikan pelagis kecil,
termasuk lemuru. Hendiarti et al. (2004) menyampaikan bahwa kondisi oseanografi
Selat Bali dipengaruhi oleh monsson. Pada musim timur (Juni-Agustus) suhu
relatif rendah dan konsentrasi klorofil-a meningkat, sedangkan musim barat
(Desember-Februari) berlaku sebaliknya. Fenomena iklim regional (ENSO dan IOD)
juga mempengaruhi kondisi oseanografi perairan Selat Bali (Sartimbal et al.,
2010; Ghofar, 2000; Ghofar et al., 1999). Lemuru tertangkap sepanjang tahun,
musim penangkapan ikan terjadi pada bulan September – Desember, dengan puncak
panangkapan pada bulan Nopember. Hal ini erat hubungannya dengan terjadinya
upwelling di perairan Samudera Hindia selatan Jawa-Bali yang mempengaruhi
kondisi perairan Selat Bali.
Ø Lemuru Di Selat Bali Tidak
Hilang
Beberapa waktu lalu pernah terdengar
berita bahwa nelayan di Selat Bali merana karena sudah lama tidak melaut.
Seperti dikutip dari sebuah harian nasional bahwa nelayan setengah karam di
Muncar karena sudah 1,5 tahun bertahan ditengah krisis ikan. Sejatinya, setiap
spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas
produksinya sehingga stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan
(sustainable). Hal ini menjadi tanda tanya besar,mengapa sumberdaya perikanan
yang renewable (bisadiperbaharui)bisa hilang? Fenomena overfishing (kelebihan
tangkap) di Selat Bali sudah lama menjadi perbincangan dan diduga menjadi
penyebab hilangnya sumberdaya ikan, satu diantaranya ikan lemuru. Menurut
penelitian,Selat Bali telah mengindikasikan terjadinya gejala biological
overfishing dalam pengusahaan sumberdaya perikanan lemuru akibat pengoperasian
alat tangkap purse seine yang cukup menonjol. Penelitian lain mengatakan bahwa
perikanan lemuru di Perairan Selat Bali dengan Maximum Sustainable Yield (MSY)
sebesar 34.000 ton per tahun sudah lebih tangkap (overfishing). Dan ada juga
yang menyatakan bahwa di Perairan Selat Bali telah terjadi gejala economic
overfishing pada perikanan lemuru karena jumlah alat tangkap purse seine yang
digunakan jauh lebih besar dibandingkan dengan stok ikan yang tersedia.
Ø Overfishing
Tentang kondisi terakhir, overfishing
yang terjadi di Selat Bali diketahui dari penilaian dengan pendekatan spesies
tunggal lemuru. Alasannya karena spesies ini dianggap sebagai spesies yang
selalu dominan ditangkap oleh nelayan di Selat Bali dan mengabaikan spesies
yang lainnya. Hilangnya sumberdaya perikanan di Selat Bali diduga karena selama
ini pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan Selat Bali lebih banyak
berorientasi pada spesies tunggal lemuru karena hanya pasar spesies lemuru yang
tersedia di wilayah perairan. Alhasil, spesies lainnya yang menjadi target
penangkapan nelayan di Selat Bali diabaikan. Padahal, perikanan tropis seperti
di Indonesia bersifat gabungan atau multispesies. Simak saja, satu armada
penangkapan atau alat tangkap mampumenangkap beberapa spesies ikan.Seperti
kasus di Selat Bali, armada penangkapan purse seine adalah armada penangkapan
dominan yang bisamenangkap beberapa spesies ikan seperti lemuru (77,12%),
tongkol (8,60%), layang (5,09 %), kembung (0,63%) dan spesies ikan lainnya
(8,56%). Karena itu perubahan stok ikan lemuru di Selat Bali yang disinyalir
hilang atau habis karena penangkapan juga perlu dikaji mendalam. Sebab
berdasarkan hasil diskusi ilmiah di Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut
Pertanian Bogor (IPB) terungkap bahwa perubahan tangkapan ikan lemuru di Selat
Bali tidak semata karena degradasi stok oleh penangkapan. Menurut Dr Wayan
Nurjaya,pakar oseanografi fisik dan kelautan IPB,perubahan stok terjadi karena
proses adaptasi dari peningkatan suhu global, sehingga ikan lemuru melakukan
migrasi vertikal ke perairan yang lebih dalam. Pernyataan ini mirip dengan
hasil penelitian Prof Indra Jaya dan Fauziah, pakar Akustik Kelautan,bahwa
gerombolan (schooling) ikan lemuru sebagian besar terdeteksi pada kedalaman
lebih dari 100 meter.
Sumber:
Hangga, P. 2010. http://hanggarprasetio.wordpress.com/2010/05/30/deskripsi-spesifikasi-habitat-dan-distribusi-ikan-lemuru-di-perairan-selatan-jawa/
Nyoman, BS. 2013. http://pancor-mas.blogspot.com/2013/01/ikan-lemuru-selat-bali.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar