Jumat, 22 Maret 2013

DINAMIKA POPULASI IKAN LEMURU


TUGAS INDIVIDU



DINAMIKA POPULASI IKAN LEMURU
(Perbandingan Kelimpahan Ikan Lemuru Diselat Bali Dan Daerah Lainnya Di Indonesia)


Oleh :

NASRIANI
P3300212407


Ø  IKAN  LEMURU (Sardinella sp)
Lemuru merupakan ikan- ikan yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan sardinella. Lemuru biasanya hidup bergerombol. Badannya langsing dengan warna biru kehijau-hijauan pada bagian punggung dan keperak-perakan pada bagian bawahnya. Makanan utamanya adalah plankton. Untuk itu, ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill rakers) untuk menapis atau menyaring plankton makanannya. Klasifikasi dari ikan lemuru itu sendiri menurut Saanin (1986) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo : Clupeiformes
Family : Clupeidae
Genus : Sardinella
Species : Sardinella spp

Ø  DESKRIPSI DAN HABITAT IKAN LEMURU
Informasi yang didapatkan dari Fishbase (2010) ikan lemuru yang berada di Indonesia terdiri dari 6 spesies yaitu Sardinella lemuru, Sardinella atricauda, Sardinella longiceps, Sardinella sirm, Sardinella clupeoides, Sardinella leiogaster. Dimana ke enam ikan tersebut memiliki ciri-ciri sebaga berikut:


a) Sardinella lemuru
Ikan ini memiliki tubuh elongated dengan warna kuning keemasan pada linea lateralisnya. Memiliki 13 – 21 jari-raji lunak sirip punggung dan 12 – 23 jari-jari lunak sirip anal. Yang membedakan dengan satu famili di ikan clupeidae ini adalah memiliki 8 jari-jari sirip perut. Penyebarannya berada di Samudera Hindia sebelah timur, Thailand, pantai Selatan Jawa timur dan Bali, Laut Jawa hingga Selatan Jepang.

b) Sardinella atricauda
Sardinella atricauda merupakan jenis ikan lemuru yang memiliki jari-jari sirip punggung lunak antara 13 – 21 dan 12 – 23 jari-jari lunak sirip anal. Ikan ini tidak memiliki bintik hitam di sirip punggungnya dan memiliki warna hitam di pangkal ekornya. Persebaran ikan ini berada di Samudera Pasifik sebelah barat dan Laut Jawa.

c) Sardinella longiceps
Seperti jenis ikan lemuru kebanyakan ikan ini berbentuk elongeted dengan jari-jari lunak sirip punggung sebanyak 13 – 21 dan jari-jari sirip anal sebanyak 12 – 23. Ikan ini merupakan jenis lemuru yang dapat mencapai panjang maksimal 23 cm. Memiliki bintik hitam di belakang pembatas tutup insang dan warna kuning keemasan pada linea lateralisnya, kepalanya sangat panjang, kurang lebih 1/3 dari panjang tubuhnya, berwarna biru kehijauan pada bagian dorsal dan mengkilap pada bagian ventral. Penyebaran ikan ini berada di Samudera Hindia sebelah barat dan utara menempati teluk-teluk yang berada di sana seperti Teluk Aden dan Oman hingga Indonesia.

d) Sardinella sirm
Sardinella sirm atau Amblygaster sirm merupakan ikan pelagis kecil yang dapat ditemukan berenang dalam kelompok di perairan dekat pantai dan laguna. ikan ini memiliki warna biru kehijauan pada dorsalnya dan mengkilap pada bagian ventral. Bagian samping tubuh mempunyai titik berwarna biru hitam sebanyak 10 sampai 20 buah. Umum ditemukan pada kedalaman 10 – 75 m dengan salinitas 31,6-32,3 ppt dan memiliki Lm 15,3 cm. Secara morfologi memiliki jari-jari lunak sirip punggung sebanyak 13 – 21 dan jari-jari lunak sirip anal sebanyak 12-23. Dari genus Sardinella ikan ini memiliki jari-jari sirip pelvic sedikit dan sedikir gill raker. Ikan ini sering ditemukan di Taiwan, Okinawa, dan Laut Arafura.


e) Sardinella clupeoides
Sardinella clupeoides memiliki perut agak bulat dengan sisik yang tidak terlalu tampak. Bagian dorsal berwarna biru kehijauan dan mengkilap bagian ventral. sebaran ikan ini mirip dengan Sardinella sirm. Ikan ini hidup didaerah dekat pantai dan daerah lautan dengan kedalaman 0-50 m. memiliki 13-21 jari-jari lunak sirip dorsal dan 12-23 jari-jari lunak sirip anal. Ikan ini dapat di jumpai mulai dari pantai Selatan India, dan Indonesia sebelah timur hingga Fiji.

f) Sardinella leiogaster
Atau disebut juga dengan Amblygaster leiogaster memiliki bentuk tubuh agak ramping dengan perut agak bulat. Dapat ditemukan dalam kelompok di dekat perairan pantai. Memiliki 13-21 jari-jari lunak sirip dorsal dan 12-23 jari-jari lunak sirip jari-jari sirip anal. Umum ditemukan di sebelah barat perairan Indo-pasifik, pantai timur Afrika hingga Okinawa-Jepang dan Selatan hingga barat Australia.

Ø  Keberadaan ikan Lemuru di Selat Bali
Selat Bali, wilayah perairan yang memisahkan Pulau Jawa dan Bali, memiliki keunikan tersendiri. Wilayah perairan dengan luas area sekitar 2,500 km2 ini menyimpan sumberdaya ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu ikan lemuru (Bali Sardinella). Produksi lemuru mencapai 80% dari total produksi ikan di Selat Bali. Peningkatan produksi terlihat sejak diperkenalkannya alat tangkap pukat cincin (purse seine) kepada nelayan pada tahun 1974. Namun sejak pertengahan tahun 2010 kegiatan penangkapan ikan mengalami puncak kelesuan, lemuru tiba-tiba“menghilang” dari Selat Bali. Menghilangnya lemuru di Selat Bali diduga disebabkan perubahan kondisi oseanografi perairan akibat pengaruh perubahan iklim. Lemuru diperkirakaan bergerombol pada lapisan perairan yang lebih dalam yang tidak terjangkau oleh alat tangkap.
Keberadaan lemuru di Selat Bali erat kaitanya dengan kondisi oseanografi perairan. Suhu dan ketersediaan makanan merupakan faktor lingkungan yang membatasi distribusi ikan pelagis kecil, termasuk lemuru. Hendiarti et al. (2004) menyampaikan bahwa kondisi oseanografi Selat Bali dipengaruhi oleh monsson. Pada musim timur (Juni-Agustus) suhu relatif rendah dan konsentrasi klorofil-a meningkat, sedangkan musim barat (Desember-Februari) berlaku sebaliknya. Fenomena iklim regional (ENSO dan IOD) juga mempengaruhi kondisi oseanografi perairan Selat Bali (Sartimbal et al., 2010; Ghofar, 2000; Ghofar et al., 1999). Lemuru tertangkap sepanjang tahun, musim penangkapan ikan terjadi pada bulan September – Desember, dengan puncak panangkapan pada bulan Nopember. Hal ini erat hubungannya dengan terjadinya upwelling di perairan Samudera Hindia selatan Jawa-Bali yang mempengaruhi kondisi perairan Selat Bali.

Ø  Lemuru Di Selat Bali Tidak Hilang
Beberapa waktu lalu pernah terdengar berita bahwa nelayan di Selat Bali merana karena sudah lama tidak melaut. Seperti dikutip dari sebuah harian nasional bahwa nelayan setengah karam di Muncar karena sudah 1,5 tahun bertahan ditengah krisis ikan. Sejatinya, setiap spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksinya sehingga stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan (sustainable). Hal ini menjadi tanda tanya besar,mengapa sumberdaya perikanan yang renewable (bisadiperbaharui)bisa hilang? Fenomena overfishing (kelebihan tangkap) di Selat Bali sudah lama menjadi perbincangan dan diduga menjadi penyebab hilangnya sumberdaya ikan, satu diantaranya ikan lemuru. Menurut penelitian,Selat Bali telah mengindikasikan terjadinya gejala biological overfishing dalam pengusahaan sumberdaya perikanan lemuru akibat pengoperasian alat tangkap purse seine yang cukup menonjol. Penelitian lain mengatakan bahwa perikanan lemuru di Perairan Selat Bali dengan Maximum Sustainable Yield (MSY) sebesar 34.000 ton per tahun sudah lebih tangkap (overfishing). Dan ada juga yang menyatakan bahwa di Perairan Selat Bali telah terjadi gejala economic overfishing pada perikanan lemuru karena jumlah alat tangkap purse seine yang digunakan jauh lebih besar dibandingkan dengan stok ikan yang tersedia.

Ø  Overfishing
Tentang kondisi terakhir, overfishing yang terjadi di Selat Bali diketahui dari penilaian dengan pendekatan spesies tunggal lemuru. Alasannya karena spesies ini dianggap sebagai spesies yang selalu dominan ditangkap oleh nelayan di Selat Bali dan mengabaikan spesies yang lainnya. Hilangnya sumberdaya perikanan di Selat Bali diduga karena selama ini pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan Selat Bali lebih banyak berorientasi pada spesies tunggal lemuru karena hanya pasar spesies lemuru yang tersedia di wilayah perairan. Alhasil, spesies lainnya yang menjadi target penangkapan nelayan di Selat Bali diabaikan. Padahal, perikanan tropis seperti di Indonesia bersifat gabungan atau multispesies. Simak saja, satu armada penangkapan atau alat tangkap mampumenangkap beberapa spesies ikan.Seperti kasus di Selat Bali, armada penangkapan purse seine adalah armada penangkapan dominan yang bisamenangkap beberapa spesies ikan seperti lemuru (77,12%), tongkol (8,60%), layang (5,09 %), kembung (0,63%) dan spesies ikan lainnya (8,56%). Karena itu perubahan stok ikan lemuru di Selat Bali yang disinyalir hilang atau habis karena penangkapan juga perlu dikaji mendalam. Sebab berdasarkan hasil diskusi ilmiah di Fakultas Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) terungkap bahwa perubahan tangkapan ikan lemuru di Selat Bali tidak semata karena degradasi stok oleh penangkapan. Menurut Dr Wayan Nurjaya,pakar oseanografi fisik dan kelautan IPB,perubahan stok terjadi karena proses adaptasi dari peningkatan suhu global, sehingga ikan lemuru melakukan migrasi vertikal ke perairan yang lebih dalam. Pernyataan ini mirip dengan hasil penelitian Prof Indra Jaya dan Fauziah, pakar Akustik Kelautan,bahwa gerombolan (schooling) ikan lemuru sebagian besar terdeteksi pada kedalaman lebih dari 100 meter.

 Sumber:
Hangga, P. 2010. http://hanggarprasetio.wordpress.com/2010/05/30/deskripsi-spesifikasi-habitat-dan-distribusi-ikan-lemuru-di-perairan-selatan-jawa/

Nyoman, BS. 2013. http://pancor-mas.blogspot.com/2013/01/ikan-lemuru-selat-bali.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar